Lensa Dan Pena

Sini bukan tempat untuk mengira, bereksperimen dan berfantasi tapi sini hanyalah sekadar gelanggang aku untuk meluahkan hasil pemerhatian aku tentang kehidupan dunia yang penuh liku-likunya. Cerita warna warni dan comotnya kehidupan ini semua hanyalah berdasarkan lensaku dan ku tiripkan ia dalam bentuk tulisan sebagai penaku.

Yang Menulis

My photo
Johor Bahru Town, Johor, Malaysia
Pengalaman dan cerita pentas dunia yang menjadikan aku watak dalam kehidupan tatkala aku cuba bertatih mencari pelangi indah dalam harapan warna warni di ufuk merah langit jingga. Agar bisa aku melakar sesuatu yang pasti mengukir manis disenyuman itu. (1 September 2010)

Ada orang ikut

Sedang melihat..

Mengendap Sini

December 17, 2011

FRAGMEN | YANG LAMA ITU PADAM

Fragmen segala benda jenis cerita karut lama atau lebih simbolik 'mitos' itu aku telah padam. Bukan benci tapi biarkan sahaja semua hilang. Aku fikir apa yang sahabat aku kata anggap ia tidak pernah wujud. Sejak jadi warga JERMANtah ayat ini jadi tatapan mulut mereka dan adakala bahan gelak tawa.

Bukan apa cuma mereka lebih senangi aku dalam situasi sekarang. Bukan ibarat anjing menyondol kata mereka. Aku tergelak kecil bila ada juga prasangka sedemikian. Jangan kalian khuatir sebab kini orang yang hadir berbeza. Apa yang aku terima bila kalian mengenalinya, kau semua gembira menerima kedatangannya dalam hidup aku. 

"Terima kasih Fattah, Afizal, Hanif, Ather, Fiqry, Azfa, Shafie, Fahmi, Asyraf, Shahril, Afid, Azahari dan Din. Aku hargai kalian semua."






Lewat malam ni aku mengarut bukan bersaja tapi tanda ucapan ikhlas untuk kalian para sahabat semua. Nasihat kalian jangan khuatir sebab aku guna. Yang jadi bahan aku terima sebagai senda tawa. Gembira rasanya bila hidup kini kembali lebih teratur kemas. Bangga bersahabat dengan kalian. Aku doa juga kalian gembira pada masa akan datang.


" Yang lama itu lusuh
Padam biar hilang
Lusuh biar hancur
Berulang kembali jangan
Wujud pun tidak
Cuma angan mitos Mat Jenin belaka
Bahan senda gurau tawa.


Para kalian semua terima kasih untuk berjuta kali. Pada dia yang hadir, syukur aku panjatkan pada yang Maha Esa atas anugerah yang tidak terhingga. Aku senyum kini atas rezeki kurniaan kini buat hati ini lapang, selesa dan gembira. Berhenti kerna semua tulisan mitos lama aku telah padam, subuh mula dilaungkan. Bergegas pula untuk menunaikan seruan. 

Nokhtah. 




lensapenaemil

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...